Senin, 30 Juli 2012

Olimpiade 2012 : Medali, ekonomi, dan Olimpiade

30.7.12 Posted by sukriyadi No comments

Medali Olimpiade London 2012 (REUTERS/Stefan Wermuth)
London (ANTARA News) -  Dua kali olimpiade, pertandingan medali selalu tentang dua negara yaitu China dan Amerika Serikat. Amerika unggul di Athena 2004, sedangkan China unggul ketika menjadi tuan rumah di Beijing 2008.

Banyak pengamat yang melihat fenomena itu sebagai simbol dari kemunduran Amerika dan sedang berkembangnya ekonomi China.

Kalau hal itu benar, maka menarik untuk memperhatikan kekuatan global saat ini melalui peta perolehan medali olimpiade.

Salah satu cara untuk mengukurnya adalah dengan membandingkan kesuksesan G7 (negara kaya) dengan  BRICS (negara berkembang).

Selama empat kali olimpiade ke belakang, maka negara G7 (Kanada, Prancis, Jerman, Britania Raya, Italia, Jepang dan Amerika Serikat) terlihat unggul dari BRICS (Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan). Hanya saja keunggulan G7 tersebut semakin lama-semakin menipis.

Pada 1996, G7 berhasil memenangi 38 persen medali emas, sementara BRICS hanya meraih 17 persen. Empat tahun lalu di Olimpiade Beijing 2008, raihan emas G7 menurun menjadi 32 persen dan BRICS justru meningkat menjadi 26 persen.

Seperti halnya membandingkan perolehan emas, ada cara lain yang bisa dilakukan untuk mengukur kesuksesan perolehan medali.

Salah satunya dengan melihat perolehan seluruh medali. Cara mengukurnya yaitu dengan memberikan tiga poin untuk medali emas, dua untuk perak dan satu poin untuk perunggu.

"Nilai medali seperti itu memperlihatkan sejauh mana pencapaian keseluruhan," kata Profesor Manajemen Olahraga Universitas Sheffield Hallam, Simon Shibli seperti dikutip Reuters.

Sebenarnya analisis yang adil hanya bisa dilakukan sejak 1996, ketika Rusia sudah menjadi negara merdeka. Namun, penggunaan Uni Soviet sebagai masa lalu dari Rusia bisa saja dilakukan, hanya saja hasilnya akan menjadi kurang akurat.

Biarpun begitu, akan terdapat data-data menarik jika melihat perolehan medali yang terjadi sejak olimpiade pertama pada 1896 di Athena. 116 tahun lalu itu akan dibagi menjadi empat periode besar.

Periode pertama adalah abad ke 20, ini adalah cerita soal dominasi barat (G7) karena BRICS belum mengikuti olimpiade.

Periode kedua yaitu saat perang dunia kedua, Uni Soviet membantu BRICS mengejar ketertinggalan dari G7 karena selalu menjadi negara yang memperoleh medali terbanyak. China saat itu melakukan boycott dengan tidak mengikuti olimpiade, sehingga 95 persen medali BRICS disumbangkan oleh Uni Soviet.

Periode ketiga pada olimpiade 1980 dan 1984. Pada 1980 Amerika melakukan boycott Olimpiade Moscow, saat itu Uni Soviet berhasil memperoleh 39 persen medali emas. Pada 1984 terjadi pembalasan Uni Soviet yang melakukan boycott olimpiade Los Angles, namun Amerika hanya memperoleh 37 persen medali emas.

Periode keempat yaitu pada dua dekade terakhir. Persaingan antara negara-negara BRICS dan G7 sudah benar-benar terwujud. Uni Soviet sudah menjadi Rusia dan China telah kembali dari ketidakhadirannya dalam olimpiade. Rupanya hal tersebut menjadikan olimpiade lebih serius dan seru. 

China
Unggulan BRICS baik di olimpiade atau pun dalam hal ekonomi itu menjadi yang terbaik di turnamen pada olimpiade Beijing 2008.

"Pada 2008, 100 medali China merupakan pencapaian yang mewakili investasi 8 miliar dolar," kata Shilbi

Menurut dia, China diuntungkan karena menjadi tuan rumah dan juga memiliki banyak atlet yang membuat semakin mudah memperoleh banyak medali.

Performa China paling jelek di olimpiade yaitu pada 1988 saat berada di posisi 11 dalam perolehan medali.

"Hal itu dianggap sebagai pelecehan negara," kata Shibli.

Menurut Direktur Ekonomi di price Waterhouse Coopers, John Hawksworth, pertumbuhan ekonomi BRICS sebenarnya banyak tergantung pada China.

"Kebangkitan ekonomi BRICS dalam hal pendapatan (GDP) bukanlah bukti signifikan dengan apa yang akan terjadi di olimpiade, namun untuk China merupakan pengecualian karena negara tersebut punya kekuatan yang sama bagusnya di dua hal itu," kata Hawksworth.

Salah satu contohnya adalah India yang hanya konsisten di dua cabang olahraga yaitu kriket dan hockey. Olimpiade Beijing adalah pertama kalinya India memenangkan lebih dari satu medali sejak 1952.

Afrika selatan juga, budaya olahraganya hanya terfokus pada rugby dan kriket. Untuk itu perolehan medalinya tidak begitu signifikan berpengaruh pada BRICS.

Brazil mengumpulkan lebih banyak medali dari kedua negara tersebut, namun tetap saja tidak sesuai dengan perkembangan ekonominya. Brazil saat ini adalah enam negara terkuat dalam ekonomi dunia, namun tidak pernah berada di urutan keenam dalam hal perolehan medali.

Sementara itu perekonomian negara G7 sebenarnya sedang menurun perlahan, namun tetap saja Amerika bisa mendominasi olimpiade. Dominasi mereka datang dari pemberian sponsor, dan profesionalisme atlet yang selalu dijadikan sebuah standar bagi negara kompetitornya.

Intinya performa negara di olimpiade bukanlah cerminan dari perkembangan ekonomi mereka.

Buktinya, Australia yang pernah meraih empat emas di Olimpiade Sydney 2000, merupakan negara kaya dan penggila olahraga. Namun tetap saja tidak mungkin menjadi negara super power.

Kenya dan Ethiopia secara terus menerus berhasil meraih medali di olimpiade, namun kondisi negaranya tetap saya miskin dan tertinggal. Ketika ekonomi Kanada sedang menguat pada 1980 dan tahun 90-an, itu tidak berpengaruh pada perolehan medali mereka.

Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2012
Source : http://olimpiade.antaranews.com/berita/324609/medali-ekonomi-dan-olimpiade

0 komentar:

Posting Komentar

Isi Komentar Disini !!!